Trip kali ini adalah menelusuri semenanjung
kaki pulau Sulawesi. Berangkat dari kota Makassar menuju ke Kab. Bulukumba,
dengan melewati beberapa kabupaten, seperti Kab. Gowa, Kab. Takalar,
Kab.Jeneponto, Kab. Bantaeng dan akhirnya ketujuan akhir yaitu Kab. Bulukumba.
Ini pertama kalinya saya akan menelusuri rute
ini, rasanya sangat penasaran sekaligus senang, membayangkan dan meraba-meraba
bagaimana penampakan daerah ini dan bagaimana keseruannya dijalan.
Dengan mengendarai motor bersama rombongan
tepat pukul 17.00 kami memulai perjalanan. Dijalan ada hal yang mencolok dan
mengalihkan kekagumanku, diantara beberapa kabupaten yang dilewati, Kab.
Bantaeng menarik lebih banyak perhatianku walaupun hari sudah gelap saat
melewatinya tak mengurangi kesan bersih dan teratur pada daerah ini ditambah
hampir sepanjang jalan ruasnya diterangi oleh lampu jalan yang terang
benderang. Kebetulan kami singgah beristirahat sejenak di rumah salah seorang
senior.
Lanjut cerita, trip kali ini sebenarnya untuk
mengunjungi pendiksaran (Pendidikan dan Latihan Dasar) adek-adek di PMI yang
dilangsungkan di desa Padang, Kec. Gantara, Bulukumba. Menurut saya daerah ini
cukup terpencil tapi tidak sampai terisolir, masih ada kok listrik yang
mengalir kesini.
Kurang lebih terletak 15 KM dari jalan poros
provinsi memasuki daerah ini, disamping kiri kanan jalan dihiasi oleh
persawahan. Membuat bulu kuduk sedikit merinding karena semakin kedalam jarang
rumah ditemui plus jalan aspal yang mulai berlubang-lubang, harus dengan lincah
dan sigap mengendalikan motor, tepat pukul 23.00 kami tiba dilokasi.
kami belum bisa langsung meluncur ke
basecamp diseberang sungai, menurut keterangan warga permukaan sungai
tinggi dan deras setelah hujan tadi sore turun cukup deras mengguyur
tempat ini. Terpaksa kami menginap di rumah salah seorang senior yang memang
cukup dekat dari lokasi.
Pagi-pagi sekali kami bangun, setelah cukup
mengistirahatkan badan dari perjalanan jauh, punggungku masih terasa kaku
seakan masih ada seonggok ransel yang menindisnya, tanpa pikir panjang
langsung kuregankan otot-otot ku agar tidak kaku dan segera mandi, berrrr
airnya dingin menyegarkan.
Pagi yang cerah, sinar sunrise menambah
sedikit kehangatan, sungai mengalir terdengar dari kejauhan, kicauan burung
dipohon, dan bunyi dengkuran kuda yang lewat bersama pawangnya, sepertinya
warga yang hendak berkebun.
Setelah semuanya berpakaian rapi, kami
dipersilahkan untuk sarapan, wahh jadi gak enak nihh, bisanya cuma merepotkan.
Setelah itu lanjut menghantam buah rambutan yang dipetik langsung dari
pohonnya, maklum dari kota, baru liat rambutan bertenngger dipohonnya tanpa
berpikir langsung sikat habis. Tunggu saja sampai ada yang mengeluh sakit
perut.
Rambutan habis, saatnya menuju basecamp. Apa
yang ada dihadapanku ternyata sebuah bendungan. Wahh cantiknya ini adalah
bendungan Bettu’ dibangun diatas sungai yang lebar ditambah batuan kali yang
besar-besar.Arus yang deras membuat siapapun harus berhati-hati untuk
menyebranginya.
"Tugu peresmian bendungan akan menyambut sebelum menuruni tangga menuju sungai" |
" Bendungan Bettu berdiri kokoh dilihat dari salah satu sisi" |
"Aliran sungai yang mengalir deras" |
"Ditengah-tengah sungai didominasi oleh batuan kali yang besar-besar" |
"Aliran sungai yang deras mengaruskan siapa saja untuk berhati-hati saat menyebrang" |
"Ada juga penjual makanan ringan disamping bendungan siap menjajakan kepada pengunjung" |
Sudah tak sabar rasanya ingin bermain air,
eiittt tapi tidak saat ini harus menunggu waktu yang tepat dan keesokannya
keinginanku terkabulkan sebelum bertandang pulang, kami menyempatkan mandi
menikmati ciptaan Tuhan yang satu ini sambil bersantai diatas batu-batu besar.
Sayang rasanya waktunya cukup singkat dan
kami harus kembali pulang, tapi tak apalah ini cukup melengkapi catatan
perjalananku beberapa hari ini, mudah-mudahan aku diberi kesempatan untuk
kembali berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar