RSIP DR. Wahidin Wirohusodo, mendengar
nama rumah sakit ini maka yang terbayang adalah rumah sakit ini termasuk
rumah sakit terbesar se Indonesia timur, dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap.
Wajar saja jika dijadikan sebagai tempat rujukan terbanyak dari berbagai
daerah lain.
Terletak di kota Makassar, tepatnya di
jalan Perintis Kemerdekaan, dan masih satu kompleks dengan Universitas
Hasanuddin.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat
mengunjungi bagian rawat jalan rumah sakit ini, dan ini kedua kalinya saya
kesini, setelah sebelumnya berselang beberapa hari dengan kunjunganku yang
pertama. Tujuan saya kesini bukan untuk berobat, tapi mengantarkan mamaku yang
jauh-jauh dari daerah, dari Polewali Mandar,
beliau dirujuk kesini setelah berobat disana.
Huuaafff, disini benar-benar dipenuhi
pasien, tidak kalah dengan pusat perbelanjaan, suasana riuh dan ramai akan
memenuhi pandangan, sehinnga setiap
orang antri selama berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, walaupun
hanya untuk sekedar konsul kesehatan.
Setelah memutuskan untuk datang
pagi-pagi buta, maklum sudah belajar dari pengalaman sebelumnya, karena datang
agak kesiangan kami harus mengantri dengan urutan paling belakang.
Tetap saja sepagi apapun datang
kesini, sudah ada pasien yang lain yang lebih pagi dari kami. Selain itu harus
menunggu dokternya, sepertinya belum datang sebelum jam 9 pagi, yaaa harus
nunggu lagi.
Lobi registrasi dan pendaftaran pasien |
Tuhhh,,, Banyak pasien yang antri |
Setelah medaftar dan mengambil
antrian, langsung menuju ke poli pemeriksaan yang sesuai dengan penyakit, ada
beberapa poli pemeriksaan. Ini moment
yang paling membosankan karena harus
menunggu lagi. Buah kesabaran kami terbalas ketika nama kami dipanggil keruang
pemeriksaan.
Diantara sekian skenario menunggu, ada
satu adegan yang benar-benar sudah tidak bisa ditolerir. Alurnya kan begini,
setelah mendaftar dan diperiksa dokter, maka akan diberikan resep obat, nah disaat mengambil obat di
apotik yang benar-benar menguji kesabaran, harus ekstra sabar tingkat dewa,
bagaimana tidak, masuk akalnya dimana?, diantara puluhan poli yang ada dengan
ratusan pasien, pengambilan obat yang diresepkan dokter hanya dilayani oleh
satu apotik, itupun bukanya jam 08.00-16.00 tak ayal ada pasien yang menunggu
sedari siang sampai sore. Dan saya salah satu korbannya hampir tiga jam saya
menunggu, toh endingnya apotik tutup jam 16.00 sebelum obat yang diresepkan
dokter ada ditangan, jadinya balik lagi besok.
Kalo tidak sabar, aksi main keroyokan mulai ditempuh sebagai jalan pintas |
Itu ada banyak Poli pemeriksaan, kalo satu Poli ada 10 pasien, nanti di apotik ada berapa orang? |
Pasien terbanyak mereka peserta BPJS Kesehatan |
Jadi, kesannya agak trauma kalau harus
balik lagi. So berpikir seribu kali kalo
harus berobat di rumah sakit ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar