Yuuk, Kunjungi !!! Serba-Serbi Tanah Kelahiranku, Mandar



Bagi teman-teman yang tinggal dan besar di Sulawesi kata “Mandar” mungkin tidak asing lagi didengar. Mandar  adalah salah satu daerah yang terletak dibagian utara pulau Sulawesi, Mandar juga menjurus kepada suku terbesar yang menghuni provinsi Sulawesi Barat.
Bagi teman-teman yang sama sekali belum pernah mendengarnya bisa nyimak tulisan ini.

Terletak kurang lebih 300 KM dari kota Makassar,  kabupaten Polewali  Mandar merupakan  daerah yang mayoritas penduduknya adalah suku Mandar, jika ingin mengunjunginya bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat atau roda dua dengan mengikuti rute jalan trans Sulawesi menuju Sulawesi Barat, untuk menggunakan jasa transportasi umum dari Makassar bisa langsung keterminal Daya Makassar  biasanya ada banyak bis dan mobil mini disini dengan tujuan POL-MAN (Polewali Mandar). Lama jarak tempuh sekitar 7-8 jam kita sudah bisa menjajalkan kaki di bumi Tipalayo ini.


Kabupaten POL-MAN merupakan tanah kelahiranku, cukup terkenal akan kekayaan alam yang melimpah dihitung dari puncak tertinggi sampai pada daratan terendah hingga lautnya akan banyak kekayaan alam dapat dijumpai. Pegunungan yang menjulang tinggi yang masih terjaga keasriannya, pantai memanjang yang banyak dihiasi kemerlap pasir putih, sawah nan hijau kemudian menguning siap untuk dipanen, tak ketinggalan buah-buahan khas tropis yang akan memanjakan lidah dari rambutan si buah lebat bulu merah merona, durian yang berkulit tajam dengan baunya yang membangkitkan rasa ngiler, dan langsat dengan rasa nano-nanonya, serta makanan tradisionalnya, ada golla kambu dan jepa pizza khas Mandar.






  "Jepa yang berbentuk bulat menyerupai pizza"


"Golla Kambu yang manis dibungkus dengan daun pisang yang kering" 



Tepatnya saya tinggal di desa Pambusuang kecamatan Balanipa sekitar 30 KM dari pusat ibukota kabupaten, Polewali. Di desa ini penduduknya mayoritas nelayan yang menggantungkan hidup pada luasnya samudra, dari hasil tangkapan mereka ada beragam panganan laut seperti ikan tuna , ikan terbang, cumi, udang dan masih banyak lainnya tapi yang paling dicari adalah telur ikan terbang yang notabennya adalah panganan ekspor keluar negeri seperti China dan jepang.

Bukan hanya itu, jika tadi saya berbicara mengenai makanan tradisional maka disini tempatnya, teman-teman akan disuguhi golla kambu dan jepa jika menyempatkan diri bertandang kepasar tradisionalnya.

Hampir terlupakan, berbicara mengenai ragam budaya teman-teman juga akan menemukannya. Khususnya pada saat perayaan  maulid kita akan menyaksikan perayaan serupa faestival, diadakan secara rutin setiap tahunnya yaitu budaya Mammunu’(Maulid) yang dirangkaikan dengan Mappatamma’  berarti anak yang telah selesai menamatkan bacaan Alqur’annya dari 30 juz dipondok pengajian akan diarak mengtelilingi kampung dengan menunggangi kuda ala bangsawang tempo dulu lengkap dengan pakaian adat,payung kebesaran, dan para pengawalnya dan diiringi dengan alunan musik Rawana rebana Mandar.





 "Tampak,Totamma' diatas kuda lengkap dengan payung dan para pengawalnya"



Tak sampai disitu kita juga bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan sarung sutra asli Mandar Lipa’ sa’be, yang ditenun manual oleh tangan-tangan gesit para Towainena (perempuannya). Disini juga bisa disaksikan pembuatan perahu tradisional Mandar  Sandeq perahu tercepat nusantara yang sudah harum namanya dikancah dunia internasional. 



 "Proses pembuatan Lipa' Sa'be sarung asli Mandar"



 "Pembuatan perahu Sande' perahu tercepat Nusantara"

Bagaimana, menarikkan? Penasaran, Yuuk kunjungi !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut